KONSEP ACTUATING DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS Oleh : M. Nurul Hakim (Mahasiswa Pascasarjana STAIN Kudus)

Standar

BAB I

PENDAHULUAN

 1.        Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan berkeluarga, berorganisasi, bermasyarakat, dan bernegara, manejemen merupakan upaya yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersana. Pendidikan yang merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia sudah semestinya mendapat perhatian penting dalam hal manejemennya. Pendidikan yang baik merupakan tolok ukur bagi sebuah bangsa atau negara dalam hal kemajuan yang dicapai tidak terkecuali dalam Islam. [1] Sedangkan manajemen pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,  peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana, dan lingkungan. Pendapat yang lain manajemen pendidikan dirumuskan sebagai mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[2] Konteks masalah manajemen pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan. Dalam arti, ia merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktifitas pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Pendidikan Islam walaupun mengandung perincian terhadap manajemen pendidikan seperti yang terkandung dalam manajemen pendidikan mutakhir, namun sudah pasti ia mengandung berbagai prinsip umum yang menjadi dasar manajemen pendidikan Islam sehingga ia sejalan dengan kemajuan dan perkembangan yang baik. Fokus manajemen sekolah memfungsikan dan mengoptimalkan kemampuan menyusun rencana sekolah dan rencana anggaran, mengelola sekolah berdasarkan rencana sekolah dan rencana anggaran, dan memfungsikan masyarakat untuk berpartisipasi mengelola sekolah. Peranan manajemen sangat ditentukan oleh fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi inilah yang menjadi inti dari manjemen itu sendiri. Fungsi-fungsi tersebut merupakan poses yang harus dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi. Fungsi-fungsi ini pula yang menentukan berhasil dan tidaknya kinerja manajemen. Mengenai fungsi manajemen ada empat macam yaitu: Perancanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan ( controlling).

  1. 2.        Rumusan Masalah

  Berdasarkan konteks masalah di atas, dapat diuraikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana konsep actuating dalam Al-Qur’an dan Hadits ?
  2. Bagaimana implementasi actuating dalam manajemen pendidikan Islam?

    BAB II

PEMBAHASAN

 1.      Surat Ali Imran 104

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

a.      Arti Mufradat

أُمَّةٌ        : Golongan يَدْعُونَ    : Menyeru, mengajak يَأْمُرُونَ    : Menyuruh يَنْهَوْنَ     : Mencegah b.      Tarjemah Ayat Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar . merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imron 104).[3] c.       Tafsir Ayat Abi Ja’far Muhammad bin Jarir dalam tafsir al-thobari mentafsirkan ayat ini sebagai berikut, yang dimaksud minkum dalam ayat ini adalah sebagian orang-orang beriman. Hendaklah ada sebagian dari orang-orang yang beriman kelompok yang mengajak manusia melaksanakan syari’at yang diperintahkan Allah kepada hamba-hambanya, mengajak manusia mengikuti nabi Muhammad SAW. dan agama yang telah dibawanya dan mencegah dari kufur kepada Allah SWT. dan mendustakan nabi Muhammad SAW. dan agama yang telah dibawanya dengan berjihad menggunakan kekuatan sehingga mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya.[4]Kemudian M. Quraisy Shihab mendefenisikan dakwah dalam ayat ini sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. [5] Kaitannya dengan actuating surat Ali Imron ayat 104 mengandung beberapa term yang termasuk dalam isu-isu manajemen. Pertama adalah kata ummatun, kata ummah merujuk pada teamwork atau kelompok yang terorganisir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari manajemen. Kedua adalah kata yad’uu yang berarti mengajak, dalam hal ini adalah mengajak pada sebuah tujuan yang akan dicapai bersama. Ketiga adalah kata ya’muruuna, memberikan dan menjelaskan perintah untuk melaksanakan tujuan-tujuan organisasi yang telah dituangkan dalam sebuah perencanaan. Ketiga adalah kata yanhauna, selain memberikan perintah actuating juga mencakup pada koreksi atau memberikan rambu-rambu mengenai hal-hal yang harus dicegah sebagaimana dalam kata yanhauna. 2.      Surat Al Kahfi 1-2

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا (١)قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا (٢)

a.      Arti Mufradat

قَيِّمًا       : Bimbingan yang lurus لِيُنْذِر      : Untuk memperingatkan يُبَشِّر      : Memberikan kabar gembira  b.      Terjemah Ayat Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kitab (Al Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok; Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik. (Q.S. Al Kahfi 1-2). [6] c.       Tafsir Ayat Dalam ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Al-Quran itu lurus, yang berarti tidak cenderung kepada berlebih-lebihan memuat peraturan peraturan, sehingga memberatkan kepada hamba-hamba Nya. Tetapi juga tidak terlalu sedikit dengan mengabaikan kebutuhan manusia, sehingga memerlukan kitab yang lain untuk menetapkan peraturan-peraturan. Demikianlah sifat-sifat Al-Quran itu. Dia diturunkan kepada Muhammad SAW. agar beliau memperingatkan orang-orang kafir kepada azab yang besar dari Tuhan, atas keingkaran mereka kepada Al-Quran. Dan supaya Rasul juga memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan memperoleh pahala yang besar dari pada Nya, atas keimanan mereka kepada Allah dan Rasul Nya itu, serta amal kebajikannya selama hidup di dunia.[7] Dalam tafsir jalalain Imam Jalaluddin Al-Mahalli memberikan penafsiran sebagai berikut, (Sebagai jalan yang lurus) bimbingan yang lurus; lafal Qayyiman menjadi Hal yang kedua dari lafal Al-Kitab di atas tadi dan sekaligus mengukuhkan makna yang pertama (untuk memperingatkan) menakut-nakuti orang-orang kafir dengan Alquran itu (akan siksaan) akan adanya azab (yang sangat keras dari sisi-Nya) dari sisi Allah (dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengadakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik).[8] Pada ayat tersebut di atas ada beberapa kalimat yang merupakan subtansi actuating, yaitu qoyyiman, yundiro, dan yubasyyiru. Memberikan bimbingan merupakan hal pokok yang harus dilaksanakan oleh pimpinan dalam menciptakan iklim  kerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan organisasi, selain itu memberikan apresiasi atas keberhasilan dan peringatan akan potensi kegagalan apabila tidak melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya juga tidak boleh dilupakan oleh seorang pimpinan. Tiga hal itulah yang merupakan isyarat pelaksanaan actuating yang termaktub dalam surat al-Kahfi sebagai bagian dari manajemen. 3.      Surat An Nahl 125

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

a.      Arti Mufradat

ادْعُ               : Serulah (manusia) بِالْحِكْمَةِ          : Hikmah الْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ  : Pelajaran yang baik جَادِلْهُم           : Bantahlah mereka b.      Terjemahan Ayat Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S. An Nahl 125).[9] c.       Asbab an-nuzul Para mufasir berbeda pendapat seputar sabab an-nuzul (latar belakang turunnya) ayat ini. Al-Wahidi menerangkan bahwa ayat ini turun setelah Rasulullah SAW. menyaksikan jenazah 70 sahabat yang syahid dalam Perang Uhud, termasuk Hamzah, paman Rasulullah.[10] Al-Qurthubi menyatakan bahwa ayat ini turun di Makkah ketika adanya perintah kepada Rasulullah SAW, untuk melakukan gencatan senjata (muhadanah) dengan pihak Quraisy. Akan tetapi, Ibn Katsir tidak menjelaskan adanya riwayat yang menjadi sebab turunnya  ayat tersebut.[11] Meskipun demikian, ayat ini tetap berlaku umum untuk sasaran dakwah siapa saja, Muslim ataupun kafir, dan tidak hanya berlaku khusus sesuai dengan sabab an- nuzul-nya (andaikata ada sabab an-nuzul-nya). Sebab, ungkapan yang ada memberikan pengertian umum.[12]Ini berdasarkan kaidah ushul:

 الْعِبْرَةَ بعُمُومِ اللَّفْظِ لَا بِخُصُوصِ السَّبَب 

 “Yang menjadi patokan adalah keumuman ungkapan, bukan kekhususan sebab”. [13] d.      Tafsir Ayat Pada ayat ini, Allah SWT. memberikan petunjuk tentang cara-cara melakuakn dakwah serta sikap orang Islam terhadap orang-orang di luar Islam. Sebagian ulama memahami bahwa ayat ini memberikan metode atau langkah dalam berdakwah. Metode dakwah harus disesuaikan dengan sasaran dakwah.[14] Dalam ayat ini ada tiga kata kunci yang harus diperhatikan dalam melakukan dakwah. Pertama kata al-hikmah yang sering diartikan bijaksana, yakni mengajak dengan bijak. Kedua kata al-mauidhoh al-hasanah yang secara umum diartikan sebagai pengajaran atau pesan-pesan baik yang disampaikan sebagai nasihat. Ketiga kata jaadil kata ini berasal dari kata jidaal yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alas an dari orang lain dalam berdiskusi. Dalam konteks actuating pada manajemen pendidikan Islam, ayat ini menjelaskan makna pokok dari actuating itu sendiri yakni seruan atau ajakan untuk mencapai sebuah tujuan, visi dan misi yang telah direncanakan dan dirumuskan sebelumnya. Kemudian secara apik ayat ini memberikan gambaran teknis kepada seorang manajer atau pimpinan dalam mengajak atau menggerakkan segenap komponen dengan tiga metode pendekatan yaitu bil hikmah, al-mauidhoh al-hasanah dan al-mujaadalah al-hasanah disesuaikan dengan kondisi dan tingkat intelektualitas objek. 4.      Hadist (Shahih Muslim 2585-66)

حدثنا محمد بن عبدالله بن نمير. حدثنا أبي حدثنا زكرياء عن الشعبي، عَنِ النَّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ. قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ. إِذَا اِشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحَمَى”.

a.      Arti Mufrodat

تَوَادِّهِمْ          : saling kasih تَرَاحُمِهِمْ         : saling menyayang تَعَاطُفِهِمْ        : saling cinta b.      Tarjamah Hadits  Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.[15] c.       Makna Hadits Perumpamaan rasulullah dalam menjelaskan tentang kasih sayang sesama muslim sebagaimana sebuah tubuh, apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit maka akan mempengaruhi kinerja dan fungsi anggota tubuh yang lain. Kata تَوَادِّهِمْ, تَرَاحُمِهِمْ dan تَعَاطُفِهِمْ apabila kita kaji dari segi kebasaan merupakan kata yang mengandung arti musyarokah (melibatkan lebih dari satu orang). Actuating adalah aktifitas yang melibatkan teamwork yang saling berhubungan dan berkaitan untuk mencapai tujuan yang sama, apabila terjadi kegagalan dalam satu tim maka akan berpengaruh pula pada tim yang lain. Tanggungjawab pimpinan adalah untuk memberikan arahan, motivasi dan bimbingan dengan penuh kasih sayang dan rasa cinta sedangkan anggota tim bertanggun jawab atas tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan besar yang telah dirumuskan. 5.      Hadist (Shahih Bukhori) مَثَلُ القَائِم في حُدُودِ اللَّه والْوَاقِع فيها، كَمثل قَومٍ اسْتَهَموا على سَفِينَةٍ، فَأَصابَ بَعْضُهم أعْلاهَا، وبعضُهم أَسْفلَهَا، فكان الذي في أَسفلها إذا استَقَوْا من الماء مَرُّوا على مَنْ فَوقَهمْ، فقالوا: لو أنا خَرَقْنا في نَصِيبِنَا خَرقا ولَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنا؟ فإن تَرَكُوهُمْ وما أَرَادوا هَلَكوا وهلكوا جَميعا، وإنْ أخذُوا على أيديِهِمْ نَجَوْا ونَجَوْا جَميعا                                                                        [رواه البخاري] a.      Arti Mufrodat القَائِم            : orang yang mematuhi قَومٍ              : segolongan orang b.      Tarjamah Hadits  Perumpamaan orang yang mematuhi peraturan-peraturan Allah dengan orang-orang yang melanggarnya adalah seperti segolongan orang yang berebutan naik kapal/ perahu. Sebagian orang memperoleh tempat di bagian atas, dan sebagian lagi dibagian bawah. Orang-orang yang menempati bagian bawah itu, jika hendak mengambil air terpaksa melewati orang-orang yang diatas. Kata mereka, ‘Bagaimana kalau kita tembus saja lobang air di tempat kita sehingga kita tidak perlu menyusahkan orang-oang diatas’. Jika orang-orang yang berada diatas tadi menyetujui rencana tadi, celakalah mereka. Dan jika mereka melarang, mereka akan tertolong, dan semua isi kapal akan selamat.(HR. Al-Bukhori).  c.       Makna Hadits Hadits di atas menerangkan tentang sesuatu yang di terima bagi orang –orang yang menaati segala perintah dan larangan Allah serta orang yang mengingkarinya. Yang mana orang yang menaati perintah dan larangan Allah ia akan selamat  dan bagi orang-orang yang mengingkarinya ia akan mengalami kerugian bagi dirinya. Dalam firman-Nya di sebutkan “Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat untuk keselamatan dirinya , dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri. Aspek tarbawi dan actuating dalam hadits di atas adalah pentingnya saling menghormati dan mengingatkan  antara satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan tugas agar terlaksana dengan efektif dan efisien, karena actuating semua komponen sangat berpengaruh dan saling mempengaruhi dalam pencapian tujuan. 6.       Implementasi Actuating dalam Manajemen Pendidikan Islam Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directing commanding, leading dan coordinating. [16] Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas, maka proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik. [17] Al-Qur’an dan hadist telah memberikan pedoman dasar yang jelas mengenai actuating dalam manajemen pendidikan Islam yakni proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating sebagaimana dalam ayat dan hadits yang telah kami bahas dan sajikan secara sederhana di atas. Bimbingan menurut Hadari Nawawi berarti memelihara, menjaga dan memajukan organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional, agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.[18] Dalam realitasnya, kegiatan bimbingan (actuating) dapat berbentuk sebagai berikut :

  1. Memberikan dan menjelaskan perintah
  2. Memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan
  3. Memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan atau kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi
  4. Memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing
  5. Memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien.

Uraian di atas mengenai bimbingan (actuating) merupakan konsep yang diberikan oleh Al-Qur’an dan Hadits dalam pelaksanaan manajemen pendidikan Islam yang siap untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan pendidikan Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yaitu sa’adah al daroin. Disinilah peran manajer atau kepala sekolah sangat jelas dalam melaksanakan fungsinya, yakni selalu memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta memberikan kesempatan kepada semua organ yang masuk didalamnya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

  BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

 Actuating merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi aktuasi tidak terlepas dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam al-Qur’an dan Hadits di atas diistilahkan dengan memberi bimbingan, motivating (membangkitkan motivasi), directing (memberikan arah), influencing (mempengaruhi), commanding (memberikan komando atau perintah), dan mengingatkan. Implementasi actuating dalam manajemen pendidikan Islam dapat berbentuk kegiatan memberikan dan menjelaskan perintah, memberikan petunjuk melaksanakan kegiatan, memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan, keterampilan atau kecakapan dan keahlian agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi, memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan fikiran untuk memajukan organisasi berdasarkan inisiatif dan kreativitas masing-masing dan memberikan koreksi agar setiap personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien. B.  Penutup  Demikianlah makalah yang kami buat semoga ada manfaatnya bagi kami terutama, dan umumnya kepada semuanya. Masukan dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

 Sudjana, H.D., Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2004. Puji Astutik, Makalah Pemikiran Filosofis Tentang manajemen Pendidikan Islam, 2007. http://damanikblok.blogspot.com/2011/10/tafsir-alimran.html M. Quraisy Shihab, Membumikan al-Quran, Bandung: Mizan, 1997. http://sepenggalpengetahuan.blogspot.com/2011/08/hayati-10-ayat-surah-al-kahfi.html Jalaludin al Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Usaha Keluarga, Semarang,tt. Al-Wahidi, Al Wajid fi Tafsir Kitab Al Ajizi,  Mawaqi’ At-Tafasir ,Mesir, tt. Abu Al-Fida Ibn Umar Ibn Katsir,  Tafsir Al-Qur’an Al –Adzim, Tahqiq oleh Samy bin Muhammad Salamah, Dar at-Thoyyibah Linasyri Wa Tawji’, Madinah , 1420 H. Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki, Zubdah al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, tp, tt, t-tp. As Sarkhasy, Ushul As Sarkhasy, Mawaqi’u ya’sub,  tt, t-tp. Lilis Fauziyah, dkk. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis,  PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,  Solo, 2009. http://takafullife.blogspot.com/2012/02/etimologi-pengertian-takaful.html


[1]  Sudjana, H.D Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2004, hlm.2
[2]  Puji Astutik, Makalah Pemikiran Filosofis Tentang manajemen Pendidikan Islam, 2007, hlm. 2
[3] Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104, Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, tt.tp. hlm. 93.
[4]  http://damanikblok.blogspot.com/2011/10/tafsir-alimran.html
[5]  M. Quraisy Shihab, Membumikan al-Quran, Bandung: Mizan, 1997, hlm. 194.
[6] Al-Qur’an surat Al Kahfi 1-2, Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, tp. tt. hlm. 443.
[8] Jalaludin al Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Usaha Keluarga, Semarang,tt, hlm. 240 Juz 2.
[9] Al-Qur’an surat An-Nahl ayat , Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, tp. tt. hlm. 421.
[10] Al-Wahidi, Al Wajid fi Tafsir Kitab Al Ajizi,  Mawaqi’ At-Tafasir ,Mesir, tt, hal. 440.
[11] Abu Al-Fida Ibn Umar Ibn Katsir,  Tafsir Al-Qur’an Al –Adzim, Tahqiq oleh Samy bin Muhammad Salamah, Dar at-Thoyyibah Linasyri Wa Tawji’, Madinah , 1420 H, Hal.613/IV.
[12] Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki, Zubdah al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, tp, tt, t-tp, hlm. 12;.
[13] As Sarkhasy, Ushul As Sarkhasy, Mawaqi’u ya’sub,  tt, t-tp, Hal.164/I.
[14] Lilis Fauziyah, dkk. Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis,  PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,  Solo, 2009, hlm. 3.
[16] Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, Pustaka al-Husna, Jakarta: 1983, hlm. 71.
[17] Muhammad Asrori Ardiansyah, Makalah Konsep Manajemen dalam Perspektif Al-Qur’an, UIN Malang, hlm. 5
[18] Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, PT Gunung Agung, Jakarta: 1983, hlm.l. 36.

About M. Nurul Hakim

M. Nurul Hakim adalah nama yang diiberikan oleh orang tuaku, Saya alumni STAIN Kudus tahun 2009 dengan mengambil Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI), kemudian pada tahun 2014 saya mengambil program Pasca Sarjana di kampus yang sama dengan mengambil program Magister Pendidikan Islam (MPI) selesai tahun 2016. Aktifitas sekarang adalah sebagi tenaga pengajar di SMA Hidayatul Mustafidin Dawe Kudus tempat dimana dulu saya belajar mulai dari RA, MI dan MTs. selaiin di SMA juga ikut belajar bersama adek-adek di tempat les dan beramin

Tinggalkan komentar